Kamis, 08 Juni 2017

Aku.

    Aku terkantuk-kantuk melihat layar laptop yang menampilkan file microsoft word berisikan tugas paper mata kuliah Pancasila. Sudah entah berapa kali aku tertidur sambil duduk, lalu bangun lagi karena tugas yang belum selesai.

    Selagi mengerjakan tugasku itu, aku menyempatkan diri untuk membuka akun blog milikku dan melihat-lihat kembali semua isi pikiranku yang aku tuangkan dalam bentuk kata-kata. Beberapa adalah puisi yang pernah aku buat saat masih SMP, beberapa lagi merupakan pengalaman hidup dan kisah yang aku ilhami dari kehidupan orang lain, dan sisanya, yang juga paling banyak, merupakan kisah cinta tentang orang-orang yang pernah datang ke dalam hidupku dan memenuhi isi pikiranku.

Termasuk kamu. Terkhususnya kamu.

    Entah kenapa melihat semua memori itu membuatku teringat betapa polosnya aku dulu, menuliskan semua isi pikiranku di dunia maya; dengan kalimat yang sangat rancu dan penempatan tanda baca yang tidak teratur; tanpa takut ada yang membaca dan akhirnya mengetahui semua rahasiaku. Sebenarnya aku ingin menyebut hal itu bodoh, namun kupikir saat itu aku memang masih di bawah umur dan wajar untuk sepolos itu dalam menggunakan internet. 

Bahkan untuk jatuh cinta pun sebenarnya masih terlalu polos. Tetapi kini, kamu mengingatkanku tentang mengapa aku tidak menyesal untuk jatuh cinta di umur yang begitu muda dan terus mempertahankan perasaan itu.

    Waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam. Aku masih disini melihat, mengingat, dan mengenang semua yang masih bisa aku dapatkan. Aku berkontemplasi tentang perubahan-perubahan yang aku alami dan penyebabnya. Aku menilik diriku kembali tentang langkah-langkah yang harus aku ambil dan yang telah aku ambil untuk melakukan berbagai hal, apakah semua itu telah aku lakukan dengan benar atau tidak. 

Apakah mencintaimu seperti ini, dengan caraku ini, dengan apa yang aku punya saat ini. adalah benar atau tidak.

Aku harap yang satu ini tidak salah dan aku harap tidak salah untuk menceritakan sedikit bagian dari diriku.





Delaneira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar